Kekadang kita sebagai manusia biasa lupa erti hak milik. Adakah hak milik itu benar milik kita atau sekadar pinjaman untuk kita di kala kita berada di dunia milikNYA. Dulu aku adalah antara manusia2 yang lupa itu. Padaku saat itu dulu bermula masa aku di alam kanak2 dan remaja....aku milik ayahanda dan bonda manakala mereka pula milikku. Bila aku dewasa dan sudah berumahtangga, aku mengganggap suamiku milikku dan begitu juga aku adalah milik suamiku. Setelah mempunyai cahayamata permata hati kami anggapan itu berterusan. Bila kita merasakan semua itu milik kita, kita menjadi tamak....walhal peluang yang kita perolehi untuk memiliki itu cuma merupakan satu anugerah buat kita. Betapa kerdilnya kita sebenarnya. Selama 36 tahun aku alpa dengan anugerah yang ALLAH berikan padaku....aku diujiNYA.
Sebenarnya 2 tahun sebelum itu aku telah diberi ujian tentang hak milik. Anak yang kukandung hanya menjadi milikku selama 7 bulan. Ketika semua orang sibuk menyediakan persiapan untuk menyambut hari raya Aidilfitri....kami sibuk dengan persiapan pengebumian. Kedatangan hari raya tahun itu kami sambut dengan kesedihan. Aku masih bertahan....dengan susuku membengkak tanpa ada orang yang dapat memanfaatnya dan pertanyaan dari saudara mara yang bertali arus bertandang masa meraikan hari raya begitu menyiksakan...tapi itulah dugaan.
Dugaan yang sebenar menguji kewibawaanku sebagai insan ialah pertengahan 2006. Aku belajar mengenal erti hubungan manusia dengan manusia dan manusia dengan ALLAH swt. Aku tidak mampu mengawal diri orang lain. Aku hanya mampu menjaga diriku sendiri. Mungkin selama ini aku alpa dengan nikmat yang DIA kurniakan padaku. Aku mempunyai orang tua yang memahami, suami yang penyayang dan anak2 yang keletah. Pekerjaanku juga semakin berada dipuncak. Calang2 orang pasti akan tersungkur jika menerima sentakan seperti itu. Aku cuba cara yang terbaik menangani apa yang singgah dalam putaran hidupku. Kehidupan ini bagai roda yang berputar. Jika hari ini kita berada di atas, maka kita harus bersedia untuk turun ke bawah. Saat itu terasa begitu menjunam aku mengelonsor ke bawah. Mujur ayahanda dan bonda begitu setia bersamaku....mendoakan aku zuriat mereka dan yang paling penting ALLAH swt tidak meninggalkan aku tanpa petunjuk dari dia.
Aku bertarung dengan diriku, belajar menerima hakikat hidup....mengenalpasti sejauhmana aku telah menjalankan tugasku yang diamanahkan oleh ALLAH swt sebagai hambaNYA. Adakala aku tidak mampu lari dari rasa kepenatan yang amat....saat itu hanya pada DIA aku bersujud memohon kekuatan. Sesungguhnya tiada daya dan upayaku melainkan daya dan upayaNYA yang dipinjamkan kepadaku. Belajar meredhakan apa yang berlaku dalam hidupku, itu yang terbaik dari aku mula menyalahkan semua orang termasuklah diriku sendiri. Apa yang telah ditentukan olehNYA di lohmafuz tidak mungkin dapat dipinda....dan itulah yang perlu aku harungi walau sepahit hempedu.
Dua tahun telah berlalu dari saat aku jatuh tersungkur....aku belajar berbaik sangka. Semua yang terjadi tidak dicipta sembrono tanpa sebab. Aku belajar menjadi insan dan hamba yang lebih menghargai setiap saat udara yang ku hirup. Aku bertatih2 bangkit semula...mungkin tidak semudah mengucapkannya. Satu perkara yang aku pelajari.....pertolongan itu ALLAH datangkan dengan perlbagai cara. Kekadang memang tidak terjangkau oleh akal kita yang dangkal ini. Setiap kebaikan dan kejahatan yang kita lakukan mungkin tidak akan dibalas oleh tuan empunya diri. Tapi aku yakin dan pasti pembalasan itu akan tiba juga. ALLAH swt bukankah telah berfirman : " Sesungguhnya hari pembalasan itu benar, surga itu benar dan neraka itu juga benar " maka baikilah diri sendiri. Banyakkan melakukan kebaikan dan jauhi diri dari melakukan kejahatan. Janganlah kita menzalimi diri kita sendiri...wallahualam...
No comments:
Post a Comment